Clock

Rabu, 06 Maret 2013

Pengertian Wakaf


1.      Menurut bahasa
Kata  Wakaf  berasal  dari  bahasa  Arab waqafa yang  menurut  bahasa  beberti “menahan” atau “berhenti”. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia wakaf diberi arti: tanah  negara  yang  tidak dapat  diserahkan kepada siapapun dan digunakan untuk tujuan amal, benda bergerak atau tidak bergerak  yang  disediakan  untuk  kepentingan  umum  sebagai  pemberian  yang  ikhlas; hadiah atau pemberian yang bersifat suci. 

2.      Menurut Istilah Fuqaha
Sejak dulu telah  terjadi perbedaan pendapat tentang pengertian  wakaf.  Dengan demikian  memang  belum  ada  satu  pengertian  mengenai  hal  itu  yang  disepakati.  Akibat perbedaan  dalam  memberi  pengertian  wakaf  tersebut  pada  akhirnya  menimbulkan perbedaan akibat hukum yang ditimbulkan. Bukan sekedar berbeda dalam hal redaksi. Untuk  menambah  cakrawala  pengetahuan,  berikut  dikemukakan  pengertian  wakaf  dari para Fuqaha dalam 4 madzhab, yaitu:
a.       Menurut Ulama Hanafiyyah
Menahan  benda  yang  statusnya  tetap  milik  si  wakif  dan  yang  disedekahkan  adalah manfaatnya saja.
b.      Menurut Ulama Malikiyyah
Menjadikan  manfaat  benda  yang  di miliki,  baik  yang  berupa  sewa  atau  hasilnya  untuik
diserahkan kepada  orang  yang  berhak  dengan  bentuk  penyerahan  berjangka  waktu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh yang mewakafkan
c.       Menurut Ulama Syafiiyyah
Menahan  harta yang dapat  diambil  manfaatnya  dengan  tetap  utuhnya  barang  dan  barang
itu  lepas  dari  penguasaan  si  wakif  serta  di manfaatkan  pada  sesuatu  yang  di perbolehkan
oleh agama.
d.      Menurut Ulama Hanabilah
Menahan  kebebasan  pemilik  harta  dalam  membelanjakan  hartanya  yang  bermanfaat dengan tetap  utuhnya harta  itu sedangkan  manfaatnya  di manfaatkan  pada suatu kebaikan  untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Dari  pengertian  yang  dikemukakan  fukaha  tersebut  paling  tidak  dapat  diterik kesimpulan, yaitu :
-  Terdapat dua pendangan dalam  memberi pengertian wakaf. Dua pengertian tersebut  sangat  bertolak  belakang  akibat  hukumnya,  yaitu  menurut  ulama Hanafiyyah dan Malikiyyah di satu pihak dan menurut Ulama Syafiiyyah di pihak lain.
-  Pendapat  pertama  berakibat  hukum  bahwa  benda  wakaf  tidak  mengakibatkan barang  yang  diwakafkan  keluar  dari  kepemilikan  wakif,  sedangkan  pendapat kedua  menyatakan  bahwa  wakaf  dapat  mengakibatkan  yang  diwakafkan  keluar dari kepemilikannya.

3.      Pengertian Wakaf Menurut Peraturan Perundang-undangan di Indonesia
a.       Menurut PP 28 Tahun 1977
“adalah perbutan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta
Kekayaannya  yang  berupa  tanah  milik  dan  mele mbagakannya  untuk  selama-lamanya  untuk
kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam”.
b.      Menurut UU Nomor 41 Tahun 2004
“adalah  perbuatan  hukum  wakif  untuk  memisahkan  dan/atau  menyerahkan  sebagian Harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari’ah.
c.       Menurut UU Nomor 3 Tahun 2006
“Yang dimaksud dengan wakaf adalah perbuatan seseorang atau sekelompok orang ( Wakif )
untuk  memisahkan  dan/atau menyerahkan  sebagaian  harta  benda  miliknya  untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai  dengan kepentingannya guna
keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari’ah.
d.      Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI )
“adalah  perbuatan  hukum  seseorang  atau  kelompok  orang  atau  badan  hukum  yang memisahkan  sebagaian  dari  benda  miliknya  dan  melembagakannya  untuk  selama-lamanya guna kepentingan ibadat atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.

(Oleh: H. Asmu’i Syarkowi)


0 komentar:

Posting Komentar

 

Contact our Support

Email us: pusatwakaf@yahoo.com

Our Team Members