Judul : Doa Anak
Shalih Kepada Orang Tua
Penulis : Abu
Ihsan al Atsari
Penerbit : Daar an
Nabaa'
Cetakan : Pertama,
April 2007
Halaman : 124
Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Apabila
seorang anak Adam mati maka terputuslah seluruh amalnya kecuali dari tiga
perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang selalu
mendoakannya." (Hadits shahih riwayat Muslim (1631)).
Oleh karena itu,
anak shalih yang selalu mendoakan orang tua merupakan aset penting yang sangat
berharga yang selalu dicita citakan oleh para orang tua.Buku saku ini
menjelaskan pentingnya anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya. Beragam
hal dibahas dalam buku ini, diantaranya adalah:
- Birrul walidain
- Berbakti kepada
kedua orang tua dan mendoakannya merupakan wasiat Allah sesudah wasiat tauhid
- Hingga apabila
engkau telah berusia empat puluh tahun
- Doa doa untuk
kedua orang tua dalam al Qur'an
- Etika dan waktu
yang tepat untuk mendoakan kedua orang tua
- Amal amal shalih
yang dilakukan anaknya yang shalih
- dll
Dalam ringkasan
ini saya kutipkan sebagian saja dari isi buku itu. Dengan meringkasnya. Semoga
bermanfaat buat kaum muslimin.
[JERIH PAYAH YANG TIADA SIA SIA]
Anak adalah anugerah
yang agung. Ia merupakan titipan Allah kepada kita, sekaligus menjadi amanah
yang harus kita jaga. Demikian halnya tugas sebagai orang tua, mengasuh dan
mendidik anak anak, mendampingi serta membimbing mereka. Semua itu harus
dilakukan dengan mengharapkan pahala di sisi Allah. Karena anak adalah aset
yang tiada ternilai harganya dan merupakan tabungan bagi kedua orang tuanya di
akhirat kelak. Pada saat pahala seluruh amalan telah terputus, saat pahala
shalat dan puasa tak lagi bisa kita raih. Dikala itu, doa anak yang shalih akan
bermanfaat bagi kedua orang tuanya. Demikian pula ilmu yang bermanfaat yang
telah diajarkan kedua orang tua kepada anak anak mereka akan terus mengalirkan
pahala bagi keduanya.
Sungguh jerih
payah yang kita lakukan itu tak akan sia sia. Kita pasti memetik hasilnya di
kemudian hari kelak. Sungguh berbahagialah orang tua yang memiliki anak shalih.
Maka dari itu, hendaklah ia senantiasa mendoakan anaknya supaya menjadi anak
shalih. Allah berfirman (yang artinya):
"Dan orang orang
yang berkata: 'Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang orang yang bertakwa'." (QS. al Furqan: 74).
Dan orang tua
boleh meminta alim ulama atau orang shalih supaya mendoakan anaknya menjadi
anak yang shalih, anak yang berbakti kepada orang tuanya. Seperti itulah yang
dilakukan oleh para shahabat Nabi dahulu, mereka membawakan anak anak mereka
untuk ditahnik dan didoakan oleh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam.
Diriwayatkan dari
Abu Musa al Asy'ari radhiyallahu'anhu, ia berkata: "Ketika aku dikaruniai
seorang anak, aku membawanya kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam.
Beliau menamakannya Ibrahim, lalu beliau mentahniknya dengan kurma serta mendoakan
keberkahan untuknya kemudian beliau serahkan kembali kepadaku." Itulah
anak sulung Abu Musa al Asy'ari. (HR. Bukhari dalam kitab al Aqiqah (7645)).
Sebagai orang tua
kita harus siap berkorban apa saja asalkan anak kita tumbuh menjadi anak yang
shalih. Anak yang shalih adalah anugerah sangat besar dari Allah Subhanahu wa
Ta'ala yang tidak bisa dinilai dengan materi...!
[ABU HURAIRAH ANAK
YANG SHALIH DAN
BERBAKTI KEPADA
IBUNDANYA]
-----------------------------------
Mendoakan kedua
orang tua bukan hanya ketika mereka sudah wafat, namun juga ketika mereka masih
hidup. Dan mendoakan mereka bukan hanya melalui lisan kita, tapi bisa juga
dengan cara meminta kepada orang yang shalih supaya mendoakan kebaikan, hidayah
dan petunjuk bagi kedua orang tua kita. Usaha maksimal harus ditempuh oleh
seorang anak yang berbakti untuk kebaikan dan keshalihan bapak ibunya. Dalam
hal ini seorang shahabat Abu Hurairah radhiyallahu'anhu telah memberikan contoh
teladan yang baik untuk kita.
Imam Muslim
meriwayatkan dalam shahihnya dari Yazid bin Abdurrahman, ia berkata: "Abu
Hurairah radhiyallahu'anhu bercerita kepadaku:
"Dahulu aku
mengajak ibuku memeluk Islam, saat itu ia masih musyrik. Pada suatu hari aku
pergi mendakwahinya, lalu aku mendengar perkataannya yang tidak mengenakkan
tentang Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Aku pun menemui Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam sambil berlinang air mata. Kukatakan kepada
beliau:
"Wahai
Rasulullah, aku telah mengajak ibuku memeluk Islam, namun ia menolak ajakanku.
Pada suatu hari aku pergi mendakwahinya, lalu aku mendengar perkataannya yang
tidak mengenakkan tentang dirimu! Mohonkanlah kepada Allah semoga memberi
hidayah bagi ibuku!"
Rasulullah
shallallahu'alaihi wa sallam berdoa:
"Ya Allah,
berilah hidayah bagi ibu Abu Hurairah!"
Aku pun keluar
dengan perasaan gembira karena doa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
tersebut. Sesampainya di ambang pintu kudapati pintu tertutup. Ibuku ternyata
mendengar suara langkahku. Ia berkata:
"Tetaplah
engkau di tempatmu hai Abu Hurairah!"
Aku mendengar
suara percikan air dari dalam, ternyata ibuku sedang mandi lalu mengenakan baju
kurung dan selendangnya, baru kemudian membukakan pintu, ia berkata:
"Hai Abu
Hurairah, sesungguhnya aku bersaksi Laa ilaaha illallah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul Nya."
Lalu akupun
kembali menemui Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam sambil berlinang air
mata karena luapan kegembiraan. Aku berkata:
"Wahai
Rasulullah, sambutlah kabar gembira, doamu telah dikabulkan Allah! Allah telah
memberi hidayah bagi ibuku!" Beliau pun memanjatkan segala puji bagi Allah
Subhanahu wa Ta'ala sembari mengucapkan perkataan yang baik. Aku berkata:
"Wahai
Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah agar menjadikan segenap kaum mukminin
mencintai aku dan ibuku serta menjadikan kami mencintai hamba hamba Nya yang
beriman." Maka Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam berdoa:
"Ya Allah,
jadikanlah hamba Mu ini (yakni Abu Hurairah) dan ibunya orang yang dicintai
oleh kaum mukminin dan jadikanlah mereka mencintai orang orang yang
beriman!"
Abu Hurairah
radhiyallahu'anhu berkata: "Maka setiap hamba mukmin yang mendengar
perihal diriku pasti mencintai diriku meski belum melihatku!" (HR. Muslim
(2491)).
Sungguh sebuah
teladan yang agung dari seorang anak shalih, yang berbakti pada orang tuanya.
Cobalah lihat bagaimana kegigihan Abu Hurairah radhiyallahu'anhu dan usahanya
yang pantang menyerah dalam mendakwahi ibunya agar mendapat petunjuk kepada
Islam. Hingga ia menempuh jalan yang paling mulia yaitu doa. Dan bukan hanya
doanya saja, bahkan ia meminta kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
agar mendoakan ibunya.
Cara seperti ini
ada baiknya dicontoh oleh siapa saja yang menginginkan kedua orang tuanya
mendapat petunjuk kepada Islam dan Sunnah.
[PERSONAL VIEW]
Buku ini
memberikan inspirasi kepada saya setidaknya dalam dua hal penting. Yang pertama
adalah pentingnya memiliki anak yang shalih yang selalu mendoakan kedua orang
tuanya. Kenyataan yang ada pada masyarakat, banyak para orang tua sangat
antusias dan berjuang maksimal dalam upayanya menjadikan anak yang pintar.
Tetapi mereka lupa atau sedikit sekali
perhatiannya untuk
membimbing, mempola, dan mendisain anak anaknya agar menjadi anak yang shalih
atau shalihah. Padahal anak yang shalih lebih bermanfaat dan dibutuhkan oleh
orang tuanya kelak.
Yang kedua adalah
pentingnya mendoakan kebaikan untuk kedua orang tua. Harus ada upaya maksimal
dari anak untuk mendoakan kedua orang tuanya. Diantaranya dengan minta didoakan
kepada orang shalih untuk kebaikan kedua orang tua. Pepatah Arab mengatakan,
Sebagaimana engkau
berbuat
Seperti itulah
engkau akan diperlakukan
Bila kita
mendoakan orang tua kita, insya Allah nantinya anak anak kita pun akan
mendoakan kita pula.
(Oleh: Abu Isa Hasan)
(Sumber:
http://buku-islam.blogspot.com)
0 komentar:
Posting Komentar