Clock

Selasa, 29 April 2014

Dari Warung Seadanya Lahirlah Lotek Istimewa

SLEMAN—SENIN (14/04), Pusat Zakat kembali melaksanakan penyaluran peralatan usaha untuk usaha rumah makan kecil. Kali ini penyaluran ditujukan kepada warung makan yang dikelola oleh seorang perempuan paruh baya, Warsidah. Warung makan sederhana itu secara khusus menjual menu lotek. Warsidah membuka warungnya di Sendangtirto Berbah Sleman Yogyakarta. Bantuan peralatan usaha makan-minum diterima langsung oleh sang pemilik warung, warsidah.




Penyaluran bantuan peralatan usaha ini merupakan bentuk penyaluran di bawah rumpun program ‘penguatan usaha ekonomi lemah’ program eco-care. Program ini diselenggarakan untuk mendistribusikan bantuan peralatan uasaha kepada pelaku-pelaku usaha ekonomi lemah, secara khusus adalah warung-warung makan. Diharapkan bantuan peralatan usaha tersebut bisa melengkapi dan mencukupi kebutuhan akan peralatan usaha yang masih kurang dan belum memadai di suatu warung makan. Sehingga dengan semakin memadainya peralatan usaha yang dimiliki, warung makan tersebut dapat semakin optimal dalam memberikan pelayanan kepada konsumen dan dapat terus berkembang. Bantuan kali ini diserahkan untuk warung makan yang dikelola oleh Warsidah.

Tidak Menduga
Raut muka Warsidah pagi itu berseri-seri bahagia manakala melihat seseorang datang ke warung loteknya. Seseorang itu memarkir kendaraan dan berjalan menuju ke warung sederhananya. Warsidah begitu melihat seseorang datang segera bersiap-siap untuk meracik sayur loteknya. Dalam bayangannya seseorang yang datang itu tentu akan membeli lotek, bukan untuk keperluan lain.

Seseorang yang tidak lain adalah anggota team penyaluran dari Pusat Zakat tersebut memahami apa yang sedang dipikirkan oleh Warsidah. Maka segera dia mengklarifikasi dengan menjelaskan siapa dirinya dan menyampaikan maksud kedatangannya. Team penyaluran menjelaskan bahwa maksud kedatangannya adalah untuk menyerahkan bantuan peralatan usaha kepada warung lotek yang dikelolanya. “Kami team penyaluran dari Pusat Zakat, Ibu. Maksud kedatangan kami tidak lain adalah untuk menyampaikan bantuan peralatan usaha kepada warung lotek yang ibu kelola”, ujarnya.

Tentu saja Warsidah tidak menduga akan kedatangan tamu dengan tujuan istimewa seperti itu. Dalam bayangan awal tamu yang tadi datang dikira sekedar hanya akan membeli lotek seperti tamu-tamu lainnya. Ternyata sang tamu membawa tujuan yang lebih dari yang dipikirkannya. Pagi itu kebahagiaannya-pun menjadi berlipat-lipat. Dengan agak gemetaran Warsidah menerima bantuan peralatan usaha dari team penyaluran Pusat Zakat. Berkali-kali dia mengucapkan terima kasih.

Warung Seadanya
Bangunan warung makan lotek yang dikelola Warsidah bisa dibilang sangat sederhana, atau lebih tepat lagi seadanya. Bahan-bahan yang digunakan untuk membangun warung memang berasal dari bahan-bahan seadanya. Atap terbuat dari bahan seng bekas karatan. Disangga tiang bambu berbagai ukuran yang malang-melintang tak karuan. Bangunan ini sama sekali tanpa dinding penyekat. Hanya ada sebuah terpal yang bisa dibuka-tutup untuk menghindari panas atau hujan dari samping. Dua buah kursi panjang tanpa mengunakan meja nampak ada di sana untuk duduk konsumen. Letak warung lotek Warsidah sendiri berjarak kurang lebih 200 meter barat kantor Desa Sedangtirto Berbah.

“Seadanya, Mas. Warung seperti ini sudah cukup untuk berjualan. Lagi pula kemampuannya memang segini”, ujar Warsidah mengomentari warungnya.

Tetapi dari warung seadanya ini, ternyata Warsidah mampu meracik lotek yang istimewa. Loteknya sangat enak dengan berbagai aneka sayuran segar dan bumbu yang pas. Racikan warsidah ini cocok untuk banyak konsumennya. Buktinya setiap hari konsumennya datang dan pergi untuk membeli loteknya, sebagian besar mereka adalah pelanggan tetap.

Sama dengan lotek pada umumnya, lotek yang dibuat Warsidah hampir sama dengan pecel, yakni makanan berupa rebusan-sayuran segar yang disiram sambal dicampur bumbu kacang. Keunikannya, sebagai bahan sambal disamping kacang seringkali ditambahkan tempe dan dalam bumbunya ditambahkan terasigula merah, dan bawang putih. Secara umum, lotek terasa lebih manis daripada pecel. Selain itu, kalau sambal pecel bumbu sudah dicampur sebelumnya, untuk lotek bumbu baru ditambahkan ketika akan dihidangkan.

Ketika masuk ke warung Lotek Warsidah, konsumen akan langsung melihat cobek besar berdiameter sekitar 60 cm. Di cobek besar itulah setiap hari Warsidah membuat bumbu kacang dan meracik lotek. Jika waktu makan pagi hingga siang tiba dan pelanggan mulai ramai berdatangan, maka lotek langsung bisa diracik dan terkadang satu kali racikan bisa digunakan untuk beberapa porsi. Namun meski dibuat dalam porsi besar, tak perlu khawatir akan kehilangan cita rasanya. Lotek Warsidah disajikan dengan lontong atau nasi hangat, disertai dengan kerupuk dan bawang goreng.


Warsidah mengaku mengelola warungnya setiap hari bermodalkan 100 ribu. Dari modal itu dia mampu membuat puluhan porsi lotek istimewa. Satu porsi lotek dihargai Rp 5 ribu. Rata-rata pelanggan Warsidah berasal dari kalangan pekerja yang melintasi jalan tersebut dan sebagian warga sekitar. Warsidah berusaha selalu memberikan pelayanan terbaik untuk setiap pembeli. Warsidah ramah dan murah senyum, membuat para konsumen warungnya betah dan nyaman menikmati lotek di warungnya.(*)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Contact our Support

Email us: pusatwakaf@yahoo.com

Our Team Members