SLEMAN—SENIN (14/04), Pusat
Zakat kembali melaksanakan penyaluran peralatan usaha untuk usaha rumah makan
kecil. Kali ini penyaluran ditujukan kepada warung makan yang dikelola oleh
seorang perempuan paruh baya, Warsidah. Warung makan sederhana itu secara khusus
menjual menu lotek. Warsidah membuka warungnya di Sendangtirto Berbah Sleman
Yogyakarta. Bantuan peralatan usaha makan-minum diterima langsung oleh sang
pemilik warung, warsidah.
Penyaluran bantuan peralatan usaha ini merupakan bentuk
penyaluran di bawah rumpun program ‘penguatan usaha ekonomi lemah’ program
eco-care. Program ini diselenggarakan untuk mendistribusikan bantuan peralatan
uasaha kepada pelaku-pelaku usaha ekonomi lemah, secara khusus adalah
warung-warung makan. Diharapkan bantuan peralatan usaha tersebut bisa
melengkapi dan mencukupi kebutuhan akan peralatan usaha yang masih kurang dan
belum memadai di suatu warung makan. Sehingga dengan semakin memadainya
peralatan usaha yang dimiliki, warung makan tersebut dapat semakin optimal
dalam memberikan pelayanan kepada konsumen dan dapat terus berkembang. Bantuan
kali ini diserahkan untuk warung makan yang dikelola oleh Warsidah.
Tidak Menduga
Raut muka
Warsidah pagi itu berseri-seri bahagia manakala melihat seseorang datang ke
warung loteknya. Seseorang itu memarkir kendaraan dan berjalan menuju ke warung
sederhananya. Warsidah begitu melihat seseorang datang segera bersiap-siap
untuk meracik sayur loteknya. Dalam bayangannya seseorang yang datang itu tentu
akan membeli lotek, bukan untuk keperluan lain.
Seseorang yang tidak lain adalah anggota team penyaluran dari
Pusat Zakat tersebut memahami apa yang sedang dipikirkan oleh Warsidah. Maka
segera dia mengklarifikasi dengan menjelaskan siapa dirinya dan menyampaikan
maksud kedatangannya. Team penyaluran menjelaskan bahwa maksud kedatangannya
adalah untuk menyerahkan bantuan peralatan usaha kepada warung lotek yang
dikelolanya. “Kami team penyaluran dari Pusat Zakat, Ibu. Maksud kedatangan
kami tidak lain adalah untuk menyampaikan bantuan peralatan usaha kepada warung
lotek yang ibu kelola”, ujarnya.
Tentu saja Warsidah tidak menduga akan kedatangan tamu dengan
tujuan istimewa seperti itu. Dalam bayangan awal tamu yang tadi datang dikira
sekedar hanya akan membeli lotek seperti tamu-tamu lainnya. Ternyata sang tamu
membawa tujuan yang lebih dari yang dipikirkannya. Pagi itu kebahagiaannya-pun
menjadi berlipat-lipat. Dengan agak gemetaran Warsidah menerima bantuan
peralatan usaha dari team penyaluran Pusat Zakat. Berkali-kali dia mengucapkan
terima kasih.
Warung Seadanya
Bangunan warung makan lotek yang dikelola Warsidah bisa dibilang
sangat sederhana, atau lebih tepat lagi seadanya. Bahan-bahan yang digunakan
untuk membangun warung memang berasal dari bahan-bahan seadanya. Atap terbuat
dari bahan seng bekas karatan. Disangga tiang bambu berbagai ukuran yang
malang-melintang tak karuan. Bangunan ini sama sekali tanpa dinding penyekat. Hanya
ada sebuah terpal yang bisa dibuka-tutup untuk menghindari panas atau hujan
dari samping. Dua buah kursi panjang tanpa mengunakan meja nampak ada di sana
untuk duduk konsumen. Letak warung lotek Warsidah sendiri berjarak kurang lebih
200 meter barat kantor Desa Sedangtirto Berbah.
“Seadanya, Mas. Warung seperti ini sudah cukup untuk berjualan.
Lagi pula kemampuannya memang segini”, ujar Warsidah mengomentari warungnya.
Tetapi dari warung seadanya ini, ternyata Warsidah mampu meracik
lotek yang istimewa. Loteknya sangat enak dengan berbagai aneka sayuran segar
dan bumbu yang pas. Racikan warsidah ini cocok untuk banyak konsumennya.
Buktinya setiap hari konsumennya datang dan pergi untuk membeli loteknya,
sebagian besar mereka adalah pelanggan tetap.
Sama dengan lotek pada umumnya, lotek yang dibuat
Warsidah hampir sama dengan pecel,
yakni makanan berupa rebusan-sayuran segar
yang disiram sambal dicampur bumbu kacang. Keunikannya, sebagai bahan
sambal disamping kacang seringkali ditambahkan tempe dan
dalam bumbunya ditambahkan terasi, gula merah, dan bawang putih. Secara umum, lotek terasa lebih manis daripada
pecel. Selain itu, kalau sambal pecel bumbu sudah dicampur sebelumnya, untuk
lotek bumbu baru ditambahkan ketika akan dihidangkan.
Ketika masuk ke warung Lotek Warsidah, konsumen akan langsung
melihat cobek besar berdiameter sekitar 60 cm. Di cobek besar itulah setiap
hari Warsidah membuat bumbu kacang dan meracik lotek. Jika waktu makan pagi
hingga siang tiba dan pelanggan mulai ramai berdatangan, maka lotek langsung
bisa diracik dan terkadang satu kali racikan bisa digunakan untuk beberapa
porsi. Namun meski dibuat dalam porsi besar, tak perlu khawatir akan kehilangan
cita rasanya. Lotek Warsidah disajikan dengan lontong atau nasi hangat,
disertai dengan kerupuk dan bawang goreng.
Warsidah mengaku mengelola warungnya setiap hari bermodalkan 100
ribu. Dari modal itu dia mampu membuat puluhan porsi lotek istimewa. Satu porsi
lotek dihargai Rp 5 ribu. Rata-rata pelanggan Warsidah berasal dari kalangan
pekerja yang melintasi jalan tersebut dan sebagian warga sekitar. Warsidah
berusaha selalu memberikan pelayanan terbaik untuk setiap pembeli. Warsidah
ramah dan murah senyum, membuat para konsumen warungnya betah dan nyaman
menikmati lotek di warungnya.(*)
0 komentar:
Posting Komentar